Umur di antara 35 ke 40 tahun ialah usia dimana kebanyakan kita mula diuji kehidupannya.
Ujian itu mungkin datang dari ibu bapa seperti jatuh sakit atau kematian, dari pasangan hidup seperti perceraian atau hubungan yang hambar, ataupun dari anak-anak yang meningkat remaja.
Sememangnya bermula usia ini, Allah akan memanggil kita pulang bertaubat kepada-Nya. Panggilan dari Allah selalunya berbentuk ujian. Kerana hanya dengan itu kita akan kembali bersimpuh dan bersujud mengadu dan memohon pertolongan-Nya.
Orang yang bijak akan memperbaiki diri dan amalannya, memperbaiki hubungan dengan ahli keluarga dan pasangannya, berhemat menyimpan untuk hari tuanya. Semua dengan niat mahu berkumpul bersama di syurga nanti.
Orang yang kurang bijak tetap terlena dan langsung tak membuka hati terhadap panggilan Allah malah tetap hanyut dengan kemewahan dunia, berkumpul dengan rakan-rakan dan kurang memberi perhatian kepada urusan akhirat.
Umur 35 ke 40 tahun ini menjadi lebih menarik apabila Al-Quran di dalam surah Al-Ahqaaf Ayat 15 ada menyebut tentang itu. Allah berfirman yang bermaksud,
Dan kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya dengan menanggung susah payah. Sedang di saat mengandungnya berserta dengan menyusuinya dalam masa tiga puluh bulan. Setelah ia besar sampai ke peringkat dewasa yang telah sempurna kekuatannya dan sampai ke peringkat umur empat puluh tahun, berdoalah ia dengan berkata,
Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmat-Mu yang Engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku, dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redhai dan jadikanlah sifat-sifat kebaikan meresap masuk ke dalam jiwa zuriat keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku dari orang-orang Islam (yang tunduk patuh kepada-Mu).
Ada segelintir golongan yang sudah berumur 50 tahun, 60 tahun, malah 70 tahun, masih memikirkan kereta mewahnya, tanaman dusunnya, haiwan ternakannya, harta-hartanya, anak-anaknya dan cucu-cucunya.
Alangkah baik jika apabila sudah berumur, masa diisi untuk mendengar kuliah agama, ibadah di masjid, kerjakan umrah dan haji.
Ada yang masih merasakan diri muda belia. Melayani nafsu yang marak menyala padahal kerut dan uban sudah tumbuh merata. Sibuk mencari cinta di luar, sedangkan rumah tangga yang halal dibiar berantakan.
Ada yang merasa masih sihat, walaupun sahabat-sahabat dan saudara mara banyak yang sudah meninggal. Itu semua seakan bahan cerita, “Ehh, tak sangka…tiba-tiba je meninggal di usia muda.”
Amatlah menyedihkan tatkala orang lain bersiap bertemu Tuhan, kita masih lalai dibuai perasaan akibat tertipu dengan nafsu sendiri.
Nafsu memang tak pernah tua. Ia sentiasa muda dan galak. Yang semakin lelah dan tua adalah tubuh dan kudrat kita.
Rasanya jika Tuhan menghalang tubuh manusia mengalami penuaan, pasti kita semua lebih peka untuk menyahut panggilan pulang ke kampung abadi.
Sehingga tiba saat roh kita diseret kembali meringkuk di hadapan Tuhan.
Kita hidup di dunia, tidak lama.. Rasulullah SAW pernah bersabda,
Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampaui umur tersebut. [HR. Ibnu Majah: 4236].
Kalau sekarang kita rasa 35 ke 40 tahun atau 70 tahun itu lama, bagaimana setelah alam barzakh atau akhirat juga kita dibangkitkan dan hidup dalam waktu yang sangat lama? Bayangkan satu harinya… bersamaan ribuan tahun!
Ingat, ketika itu tak ada yang berguna kecuali amal kebaikan kita.
Oleh karena itu, lihatlah diri anda, sudahkah kita mempersiapkan bekalan yang sepatutnya?
Allah Taala berfirman,
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan LIHATLAH DIRI MASING-MASING apakah yang sudah ia PERSIAPKAN untuk KEHIDUPAN ESOKNYA. (Al-Hasyr:18)
This website uses cookies.